“aku mau mahar 1,7 M”
“aku mau mahar emas murni bola pejal dengan diameter terrrrrbesar”
Terceritakan dua orang iseng,
Mereka berdua capek dengan kehidupan yang berbeda.
Tentu berbeda,
Mereka individu yang teramat berbeda..
Agar tergambar saja,
Mereka berdua ini,
Aku dan kamu....
Api dan es, bukan lagi air ..
Dulu saat naif,
Perbedaan dianggap bumbu penyedap segala hidangan.
Sekarang saat dicoba realistis,
Perbedaan mulai terasa janggal dan tak lagi sedap dipandang, sekalipun sesaat.
KENAPA?
Karena masakan enak akan membuat kenyang
Makanya Tuhan bilang,
“yg berlebihan itu takkan baik”.
Sekarang kembali lagi ke MAHAR.
Ada apa sih?
Sampai2 ada yg mendapatkan ULTIMATUM TERAKHIR sore yg basah ini..
Setahu sy ttg mahar adalah:
“sebaik2nya mahar adalah yg memudahkan”
Mahar itu permintaan si wanita, namun tetap sj tawaran si pria.
Namun tak sekedar saat itu, harus ada pertanggungjawaban hingga akhir hidup kedua pasangan yg bertransaksi ini.
Namun sejujurnya,
Belum ada ide secuilpun bentuk mahar yg sy inginkan karena memang belum ada pria yg menyinggung kata khitbah pd wali nikahku, papa. (makanya santai dan masih menganggap ini bukan titik fatal, toh cm mahar bukan niat. niatnya belum ada apalagi mahar, kan?)
Dibalik itu, sy masih bersyukur..teramat bersyukur..
Sekarang sy tau, klo ngasih mahar ya jgn 1,7 M ato emas pejal........apalagi dg gaya seenteng itu!
0 komentar:
Posting Komentar