Hari ini kota
Bandung hujan deras, siang yg terik drastis menjadi basah. Sama ketika
malamnya, hati ini deras dipenuhi air kebencian. Benci terhadap semua
perkataannya yg ditangkis oleh seseorang dikepalaku. Aku membenci keduanya.
Arogan. Egois. Lalu, dmn pembelajarannya? Mual. Dine malam ini kusia-siakan.
Bukan uangnya, namun rejeki dari Tuhan, Allah. Sedih. Tuhan tak salah apa2pun
kukecewakan, aku bukan hamba yg baik. Bahkan dalam menghabiskan rejeki dariNya
:( miris!! Kubiasakan untuk tidak menyalahkan/ memasukkan oranglain dalam
dosaku, karena dalam hr penentuanpun nanti aku sendirian. Dilema malam ini,
keterlaluan. Sampai membuatku nyaris naik pitam. Muak! Kenapa tak sekalian sj
tonjok mukaku, hanya beberapa sentimeter dari mukaku, dia nyaris melakukannya
dg tangannya. Fungsiku sebagai cerminnya, mungkin menyiksanya. Nyaris setahun
ini, aku tau dy dalam pembelajarannya, begitupun aku. Namun fase yg dia jalani,
mungkin aku sudah lama alami. Aku dulu juga ringan tangan, teman2ku kadang
kupukul. Tp itu sangatlah konyol. Beruntungnya aku, teman2ku tau, aku tak
berniat menyakiti, aku hanya bingung harus merespon apa, maka kinetikku
bekerja. Beruntungnya diriku memiliki teman2 yg seperti mereka, tau bagaimana
jeleknya akupun, mereka tetap senyum dan membuka pelukan hangat ketika aku
sedih, sampai sekarang. Balik lg, seseorang yg nyaris menonjok mukaku malam
ini, sepertinya tak sadar bahwa akupun bisa sedih, tersinggung, kecewa, dan
perasaan lain. Mungkin karena aku biasa terdiam, kalem, dan menghindar jika dia
sedang emosi. Bukan apa2, buat apa menyebar bensin pada api? Biarlah waktu
mengobati. Baru kuberi antibiotik agar tak infeksi. Perlahan. Fungsiku kedua
adalah sebagai healer. Penyembuh. Pandaoni, bahasa batak, katanya.
Aku rindu saat2
dimana aku menyadari fungsi2 manusia terhadap manusia lainnya. Sakit, senang,
dll manusia memang wajar merasa hal2 tersebut. Namun kontrolnya, ada pd iman
thd Tuhan, Allah. Jika aku tak malu pd Tuhan dan dosa2ku, mungkin td aku
menangis layaknya anak kecil. Namun tidak, tidak karena aku berusaha menangisi
hanya untuk dosa2ku. Malu.
0 komentar:
Posting Komentar